MENGENAL MATA UANG PERTAMA REPUBLIK INDONESIA
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Hai, teman-teman GenBI-ers dimanapun berada.
Apa kabarnya nih?
Semoga dalam keadaan sehat selalu ya. Nah, GenBI Pena ini adalah Program Kerja dari bidang Huminfo Komisariat UIN Antasari Banjarmasin. Adapun untuk informasi-informasi yang tertuang di dalam GenBI Pena ini beragam, dari informasi seputar GenBI maupun Bank Indonesia, lho. Gimana seru ya? Pasti dong.
GenBi-ers, sudah pada tahu belum sejarah dari mata uang pertama Indonesia. Bagaimana sih sejarah terbentuknya mata uang ini? yuk, simak ulasan dibawah ini!
Tahukah kamu bagaimana asal mula kemunculan uang pertama di Indonesia ini? Jauh sebelum dikenal dengan sebutan rupiah, nama mata uang pertama Indonesia awalnya adalah Oeang Republik Indonesia (ORI).
Pemerintah Indonesia memberlakukan Oeang Republik Indonesia atau ORI secara resmi sebagai mata uang pertama 30 Oktober 1946, setahun setelah kemerdekaan RI. Sejarah berharga ini, kemudian disahkan dalam UU RI NO.19 Tahun 1946. Penerbitan ORI ini pun, melalui perjuangan panjang yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa ini. ORI adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah, tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Sebelum disahkannya ORI, Indonesia punya lebih dari satu mata uang yang beredar. Terdiri dari tiga jenis mata uang yang berasal dari Jepang dan satu jenis dari peninggalan pemerintah Hindia Belanda. Tiga jenis mata uang dari Jepang disebut Gulden Jepang, Gunpyo dan uang Invasi. Satu jenis mata uang lainnya, dari Belanda merupakan keluaran Bank Sentral Hindia Belanda atau De Javasche Bank yang disebut Gulden.
Pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945 menetapkan berlakunya mata uang bersama di wilayah Republik Indonesia (RI), yaitu uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda dan uang Jepang. Kemudian, pada 2 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah Republik Indonesia yang menetapkan bahwa mata uang Belanda di bawah administrasi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tidak berlaku di wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya, ditentukan jenis-jenis uang yang sementara masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dalam Maklumat Presiden Republik Indonesia yang terbit pada 3 Oktober 1945. Saat itu, Indonesia memiliki empat mata uang yang sah.
Pertama, sisa zaman kolonial Belanda yaitu uang kertas De Javasche Bank. Kedua, uang kertas dan logam pemerintah Hindia Belanda yang telah disiapkan Jepang sebelum menguasai Indonesia yaitu De Japansche Regering dengan satuan gulden (f) yang dikeluarkan tahun 1942. Ketiga, uang kertas pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia yaitu Dai Nippon emisi 1943 dengan pecahan bernilai 100 rupiah. Keempat, Dai Nippon Teikoku Seibu, emisi 1943 bergambar Wayang Orang Satria Gatot Kaca bernilai 10 rupiah dan gambar Rumah Gadang Minang bernilai 5 rupiah.
Bersamaan dengan dikeluarkannya maklumat tersebut, Pemerintah berencana menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Dalam penerbitannya, Menteri Keuangan AA Maramis membentuk “Panitia Penyelenggara pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia” pada 7 November 1945 yang diketuai TRB Sabaroedin dari Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan anggota-anggotanya. Proses penerbitan ORI berlangsung selama setahun hingga diterbitkan melalui Keputusan Menteri Keuangan tanggal 29 Oktober 1946 yang menetapkan berlakunya ORI secara sah mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00 WIB. Undang-Undang tanggal 1 Oktober 1946 menetapkan penerbitan ORI. Penerbitan ORI menjadi momen bersejarah karena ini merupakan lambang pemersatu bangsa sekaligus lambang kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Kala itu, Bung Hatta memberikan pidatonya yang menggelorakan semangat pada 29 Oktober 1946 melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta.
“Besok tanggal 30 Oktober 1946 adalah suatu hari yang mengandung sejarah bagi tanah air kita. Rakyat kita menghadapi penghidupan baru. Besok mulai beredar Oeang Republik Indonesia, sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Mulai pukul 12 tengah malam nanti, uang Jepang yang selama ini beredar sebagai uang yang sah, tidak laku lagi. Beserta uang Jepang itu ikut pula tidak laku uang Javasche Bank. Dengan ini, tutuplah suatu masa dalam sejarah keuangan Republik Indonesia. Masa yang penuh dengan penderitaan dan kesukaran bagi rakyat kita. Uang sendiri itu adalah tanda kemerdekaan Negara," tutur Bung Hatta.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Yogyakarta pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Yogyakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950. ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar teks UUD 1945.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, tetapi ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta, Surakarta, dan Malang. Namun, peredaran ORI tersebut sangat terbatas dan tidak mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia. Di Sumatra yang beredar adalah mata uang Jepang. Pada 8 April 1947 Gubernur Provinsi Sumatra mengeluarkan rupiah URIPS-Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra.
Momentum bersejarah ini kemudian menjadikan 30 Oktober sebagai Hari Oeang Republik Indonesia oleh Presiden, berdasarkan lahirnya emisi pertama ORI.
Jadi, gimana GinBI-ers sejarah kemunculan mata uang pertama di Indonesia. Ada yang baru tahu? Mata uang pertama di Indonesia ini tidak dapat terpisahkan dari sejarahnya. Kini, setiap tanggal 30 Oktober diperingati sebagai Hari Uang Nasional hal ini sebagai pengingat bahwa kemunculan uang milik Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa sekaligus sabagai lambang identitas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Sumber:
Salam GenBI
Wa’alaikumussalam Wr.Wb
#BANK_INDONESIA
#GenBI_ID
#GenBI_Kalsel
#GenBI_ULM
#GenBI_UINBJM
#ENERGI_UNTUK_NEGERI
#HARAM_MANYARAH_WAJA_SAMPAI_KAPUTING
#WASAKA
Selalu menginspirasi
BalasHapus